Ada rasa sedih saat melihatmu
bahagia. Bukan karena aku tidak ingin kamu bahagia, melainkan karena
bukan aku yang membahagiakanmu. Itu menyakitkan, seperti pukulan
yang sebenarnya ingin buatku tersadar. Mungkin ini waktu untuk aku
terpuruk, supaya aku dapat melihat Tuhan memakai kenangan ini untuk
buatku dipenuhi kesiapan, sehingga doa dapat melahirkan semangat dan
kemudian buatku bangkit.
Namun ketahuilah sebelum aku sudah tak lagi
mencintaimu, ini darahku mengalir membawa bayang-bayangmu mengelilingi
tubuhku dan jantungku berdenting demi kau menari-nari di pikiranku.
Ada satu hal yang sampai hari ini masih membuat aku bangga menjadi aku,
itu karena aku mampu terima kamu apa adanya. Aku meminta ampun kepada
Tuhan, sebab aku pernah berharap kalau suatu saat, ketika angin
menghempasku hilang dari daya ingatmu, aku ingin tak pernah lagi
menginjak bumi. Sebab hidup jadi terasa bagaikan dinding yang dingin.
Aku harus menjadi paku, sebab kamu bagai lukisan dan cinta itu palunya.
Memukul aku, memukul aku dan memukul aku sampai aku benar-benar menancap
kuat.
Pada akhirnya, semoga, tidak kamu lagi yang aku lihat sebagai satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas. Amin.
http://soundcloud.com/zarryhendrik
http://soundcloud.com/zarryhendrik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar